Jepang adalah negeri yang terkenal dengan kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang termasuk mode. Industri mode Jepang telah dikenal di seluruh dunia karena merek-merek fashionnya yang unik, inovatif, dan mencerminkan identitas Jepang. Dalam artikel ini. Bertepatan dengan tahun 2023 kami membuat daftar 23 merek fashion Jepang terbaik yang perlu Anda kenal dalam industri mode, dan bagaimana mereka mempengaruhi dunia fashion dengan inovasi mereka.
and Wander
Brand and Wander didirikan pada tahun 2011 oleh Keita Ikeuchi dan Mihoko Mori di Shibuya yang ramai di Tokyo. Sebagai merek yang sedang berkembang pesat, and Wander telah mengalami kenaikan popularitas dengan cepat selama setahun terakhir karena keikutsertaannya dalam gerakan techwear. Brand ini terkenal dengan kain teknis dan kerajinan tangan yang tak tertandingi, sehingga berhasil menarik perhatian audiens yang peduli dengan fashion dengan koleksi pakaian, outerwear, dan aksesori utilitarian yang stylish.
And Wander menghadirkan banyak pilihan desain stylish dengan bahan teknis yang berkualitas tinggi. Dalam hal teknologi, merek ini selalu memperbarui kain teknis untuk meningkatkan kenyamanan bagi penggunanya, sementara dalam hal kerajinan tangan, and Wander menempatkan keunggulan pada kualitas yang tinggi dan detail yang sempurna.
Koleksi and Wander, mulai dari pakaian, outerwear, hingga aksesori utilitarian, dihasilkan dari penggabungan teknologi dan fashion. Produk and Wander memiliki sentuhan warna alam yang menyatu dengan elemen fungsional. Oleh karena itu, brand ini berhasil menarik perhatian audiens yang mencari keseimbangan antara fashion dan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari.
ASICS
ASICS didirikan pada tahun 1949 oleh Kihachiro Onitsuka dan telah berkembang menjadi salah satu nama terdepan dalam dunia pakaian olahraga, terutama untuk produk alas kaki mereka. Nama ASICS sendiri merupakan akronim dari frasa Latin "anima sana in corpore sano", yang artinya "jiwa yang sehat berada di dalam tubuh yang sehat", yang mengacu pada nilai-nilai keolahragaan merek ini.
Sepatu lari ASICS merupakan fokus utama perusahaan. Dengan tren sneaker yang semakin beralih ke gaya utilitarian, lari, dan hiking, ASICS berpotensi menguasai pasar teknis dan gaya hidup dalam beberapa tahun mendatang. Asics selalu mengikuti tren fashion dan berkolaborasi dengan merek fashion lainnya untuk membuat koleksi yang inovatif dan elegan.
COMME des GARÇONS
Didirikan pada tahun 1969 oleh Rei Kawakubo, COMME des GARÇONS populer di Jepang sepanjang tahun 70-an sebelum debut di Paris pada tahun 1981. Pada awalnya, koleksi Kawakubo dianggap sebagai "ragged chic" oleh para kritikus, dan pendekatan avant-garde-nya dalam desain fashion terus menarik pujian dan kritikan. Kawakubo sering memasukkan elemen yang tidak terduga dalam koleksinya, seperti jas yang dilubangi atau pakaian yang dibuat dari bahan yang tidak biasa seperti kertas. Ini menjadikan desainnya sangat unik dan sulit untuk disaingi oleh merek lain.
Dengan subsidiary seperti line high-end seperti CdG Homme dan CdG Shirt, dan line CdG Play dengan logo hatinya yang iconic, COMME des GARÇONS benar-benar menawarkan sesuatu untuk semua orang dengan cara yang tidak dimiliki brand lain.
Hender Scheme
Label Hender Scheme milik Ryo Kashiwazaki menunjukkan dedikasi yang kuat terhadap leather goods premium dan artistry yang erat kaitannya dengan tradisi Jepang. Didirikan pada tahun 2010, Kashiwazaki berhasil menemukan keseimbangan antara kerajinan tangan dan desain modern dengan menghasilkan model-model sneaker modern yang terkenal dengan tangan dari kulit tan berkualitas tinggi.
Selain pembaruan mewah dari sepatu populer seperti Air Jordan 4, Nike Presto, Vans, dan lainnya, Hender Scheme juga terkenal dengan berbagai aksesori kulitnya. Mulai dari buku notes hingga ikat pinggang dan gantungan kunci, produk-produk Hender Scheme telah dipakai celebrity ternama seperti Justin Bieber, Kevin Hart, dan John legends.
Issey Miyake
Berbeda dengan rival desainer kontemporer lainnya seperti Rei Kawakubo dan Yohji Yamamoto, Issey Miyake adalah sosok revolusioner sejati. Kawakubo memperkenalkan gaya avant-garde dan Yamamoto memadukan tradisi dengan perkembangan mode, sedangkan Issey Miyake membawa kekuatan teknologi dan keahlian teknis ke dalam dunia mode.
Dari penggunaan kain plisket hingga tas tangan ikoniknya yang dilapisi dengan panel geometris yang berlipat-lipat terdapat benang merah yang menghubungkan semua karya Miyake yang menunjukkan bahwa desain sebagai penciptaan barang fungsional dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pemakainya.
Mungkin itulah filosofi yang membuat label mode Jepang ini menjadi salah satu merek favorit Steve Jobs dan Miyake lah yang memproduksi sweater turtle neck hitam untuk CEO Apple tersebut yang bahkan akhirnya menjadi bagian darinya.
Nanamica
Dikenal karena menggabungkan teknologi dan desain fungsional dalam pakaian mereka. Merek ini didirikan oleh Eiichiro Homma yang ingin menciptakan pakaian yang bisa digunakan dalam berbagai kondisi cuaca, namun tetap terlihat modis dan stylish.
Menggunakan teknologi seperti Gore-Tex dan Polartec untuk memastikan bahwa pakaian yang dihasilkan tahan air dan tahan angin, mereka juga menambahkan sentuhan alami pada desain mereka dengan menggunakan bahan seperti katun dan linen yang lembut di kulit.
Produk-produk Nanamica terkenal dengan desain yang sederhana dan elegan. Mereka menggunakan warna-warna netral seperti hitam, abu-abu, dan biru untuk menciptakan pakaian yang dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Selain itu, merek ini juga menggunakan detail kecil seperti kancing berlapis yang menambahkan sentuhan
Needles
Merek ini diciptakan sebagai bagian dari Nepenthes, sebuah toko pakaian pria yang didirikan oleh dua sahabat Daiki Suzuki dan Keizo Shimizu. Awalnya, toko ini mengimpor merek-merek Amerika klasik dengan pengaruh yang kuat dari gaya Ivy League dan prep.
Seiring berjalannya waktu, bisnis ini melahirkan beberapa merek termasuk Nepenthes New York, Engineered Garments, dan Needles. Meskipun setiap merek layak mendapat perhatian, gaya Needles yang berani mengubah pakaian militer dan santai Amerika klasik telah memperkuat posisi merek ini sebagai epitome dari Vintage dan high-quality craftsmanship.
Mastermind Japan
Mastermind JAPAN, atau sering disebut mastermind atau MMJ, didirikan oleh desainer Masaaki Honma pada tahun 1997. Brand ini merupakan salah satu contoh studi kasus tentang gaya yang Timeless dari perspektif Jepang. Mastermind sendiri memiliki logo dengan dua elemen utama yaitu warna hitam dan logo Skull & Crossbones yang ikonik. MMJ Merupakan bukti sejauh mana batasan bisa diperluas sehingga menciptakan salah satu brand pakaian Jepang yang paling ikonik.
Inspirasi fundamental MMJ berasal dari estetika punk dan goth, Karl Lagerfeld, Creative Director dari Chanel yang terkenal, pernah menyebut Mastermind Japan sebagai salah satu label favoritnya. Honma sempat menutup brand ini dengan tidak resmi pada tahun 2013 setelah 15 tahun sukses, tapi tidak berlangsung lama pada tahun 2015 brand Ini kembali merilis koleksi dan berlangsung hingga sekarang.
Sebenarnya, Mastermind sendiri terdiri dari dua Brand berbeda: mastermind JAPAN, yang melayani pasar domestik, dan mastermind WORLD, yang melayani pasar global, sejak Nov 29, 2019.
Snow Peak
Snow Peak adalah salah satu merek yang memiliki sejarah terpanjang di antara merek-merek lainnya. Merek ini didirikan pada tahun 1958 oleh Yukio Yamai di Prefektur Niigata, sebuah wilayah yang terkenal dengan pegunungan yang mencapai ketinggian 8.051 km. Hingga saat ini, kantor pusat Snow Peak masih berada di wilayah tersebut yang terus menjadi sumber inspirasi utama bagi merek tersebut. Snow Peak masih merupakan bisnis keluarga dengan generasi ketiga yang dipimpin oleh Lisa Yamai
Dengan memprioritaskan material yang berkualitas tinggi daripada branding semata, Snow Peak telah mendapatkan penghargaan dan dukungan dari penggemar setianya. Mulai dari jalan-jalan di kota hingga puncak gunung, pakaian Snow Peak nyaman, sangat tahan lama, dan bergaya dengan mengambil inspirasi dari arsip gaya Jepang. Selain itu, merek ini juga membuat peralatan perkemahan terbaik, seperti pembuat kopi kit profesional, sumpit travel, dan lampu sorot, yang dimaksudkan untuk memfasilitasi pengalaman refreshing di alam dan membantu pemakainya terhubung kembali dengan orang lain serta alam sekitar.
South2 West8
South2 West8 adalah merek asal Jepang yang awalnya didirikan sebagai toko fisik di Sapporo. Pendirinya, Kaname Nagaoka, mengadaptasi merek ini dari olahraga memancing khas jepang Tenkara dan mengambil aspek teknis dari perlengkapan memancing tahan air. Merek ini menjadi bagian dari Nepenthes, umbrella company yang didirikan oleh Keizo Shimizu dan juga mencakup merek seperti Engineered Garments, Needles, RANDT, dan AIE.
South2 West8 memiliki komitmen yang kuat terhadap inspirasi awalnya, yang terlihat dari produk-produk khusus yang masih mereka buat untuk digunakan dalam lingkup memancing. Meskipun demikian, dalam beberapa musim terakhir, merek ini telah mengambil pendekatan yang lebih modern dengan koleksi mereka yang menampilkan produk-produk dengan pola yang kuat atau warna yang lebih cerah untuk lingkungan perkotaan. Salah satu contohnya adalah koleksi terbaru merek ini, yang berhasil menggabungkan cetakan tie-dye dengan jas memancing tradisional yang terbuat dari jaring. Hal ini menunjukkan bahwa South2 West8 masih setia pada akar Outdoor mereka tanpa mengabaikan gaya modern.
Suicoke
Suicoke mulai beroperasi pada tahun 2006 dengan menjual aksesori kecil. Namun, arah merek ini telah berubah sejak itu dan sekarang lebih fokus pada sandal performa. Dengan menggunakan komponen berkualitas tinggi dan serangkaian kolaborasi yang diminati, Suicoke berhasil membuka tren sandal untuk pasar yang lebih luas.
Merek Suicoke terkenal dengan estetika teknisnya, berbagai tali dan panel neoprene yang mencolok. Meskipun begitu, daya tahan dan kenyamanan tetap menjadi prioritas utama. Unit sol Vibram menjadi ciri khas dalam koleksi Suicoke, dari iterasi minimal seperti Depa hingga model yang rumit dan seperti Moto.
TAKAHIROMIYASHITA TheSoloist
The Soloist diluncurkan pada tahun 2010 dan dianggap sebagai kelanjutan dari karya sebelumnya oleh Takahiro Miyashita. Beberapa berpendapat bahwa nama merek ini menunjukkan fokus yang lebih kuat pada perspektif pribadi sang desainer. Gaya desain yang khas terlihat dalam setiap koleksinya, meskipun dengan sentuhan yang lebih matang dan halus jika dibandingkan dengan brand Miyashita sebelumnya NUMBER (N) INE, yang juga dia dirikan
Sebagai desainer tunggal, ia telah membuktikan kemampuannya untuk menghasilkan koleksi-koleksi yang kreatif, inovatif, dan bercita rasa tinggi. Merek The Soloist dipandang sebagai salah satu merek fashion paling ikonik dari generasinya. Miyashita sendiri adalah seorang penggemar musik dan sering kali terinspirasi dari musisi-musisi legendaris seperti David Bowie dan Kurt Cobain dalam karya-karyanya
Undercover
UNDERCOVER karya Jun Takahashi mungkin adalah gambaran sempurna dari busana jalanan Jepang. Selama hampir 30 tahun, sudut pandang visual yang khas dari desainer ini telah mempengaruhi desain hingga ke posisi moda kontemporer saat ini, dan desain awal UNDERCOVER kini menjadi beberapa koleksi yang paling diidamkan dan dicari oleh para kolektor.
Estetika merek pakaian Jepang ini cukup di deskripsikan dengan baik oleh moto mereka sendiri: "We make noise, not clothes." UNDERCOVER adalah tentang gangguan, subversi, dan pemberontakan, mencampurkan ikonografi budaya pop dengan estetika punk, bondage, goth, dan post-modern untuk menciptakan merek pakaian jalanan "punk" yang khas.
Kini, UNDERCOVER telah menjadi merek ikonik yang sangat dihormati di seluruh dunia, diakui karena pengaruh besar mereka pada dunia fashion dan kualitas karya seni mereka yang unik dan penuh semangat pemberontakan. Tak heran jika koleksi desain UNDERCOVER yang lama kini menjadi incaran para kolektor, mengingat nilai historis dan artistik yang terkandung di dalamnya.
Visvim
Visvim adalah merek pakaian Jepang yang didirikan oleh Hiroki Nakamura pada tahun 2000. Nakamura yang sebelumnya bekerja sebagai desainer di Burton Snowboards dan mengembangkan keterampilannya dalam elemen teknis. Dalam perjalanan mengelilingi dunia, ia memperoleh pengalaman dan apresiasi yang mendalam terhadap kerajinan tradisional dari berbagai budaya. Hal ini menginspirasinya untuk mendirikan Cubism Inc. yang menyelenggarakan proyek "Free International Laboratory" (F.I.L.) dengan tujuan menciptakan paduan teknik alami dan tradisional dengan perspektif kontemporer yang inovatif. Salah satu karya terkenal Visvim adalah FBT, reimaginasi sepatu moccasin asli Amerika yang menggabungkan konstruksi kulit alami yang dihiasi dengan detail tasel yang indah dan sol Vibram yang tahan lama, sehingga menjadikannya salah satu desain alas kaki paling dicari.
Selain itu pendekatan unik Visvim dalam mode melibatkan penggunaan pewarna alami seperti Indigo, lumpur, dan serangga yang diaplikasikan pada tekstil yang rumit seperti campuran linen, hemp, sutra, dan angora. Tekstil ini kemudian dipadukan dengan teknologi modern seperti Gore-Tex untuk mencapai keseimbangan antara fungsionalitas produksi modern dan daya tarik teknik tradisional.
Wacko Maria
Wacko Maria merupakan merek pakaian pria Jepang yang terinspirasi dari gaya Latin Amerika dan subkultur rockabilly. Didirikan oleh Nobuhiro Mori dan Keiji Ishizuka pensiunan pemain bola J-League. Wacko Maria awalnya adalah bar Rock Steady di Tokyo sebelum akhirnya berkembang menjadi merek pakaian yang terkenal dengan kemeja dan outerwear yang dihiasi dengan detail bordir yang rumit. Merek ini mengombinasikan seni tradisional seperti ikonografi keagamaan dan Amerikana klasik dengan slogan-slogan yang besar dan mencolok, menciptakan pakaian yang besar dan unik dengan sentuhan yang sangat menghibur.
Wacko Maria dikenal sebagai merek pakaian dengan gaya psikobilly yang tak kenal batas, dan menjadi merek favorit para pelopor gaya. Musim ini, merek ini menciptakan koleksi kapsul dengan seniman graffiti terkenal Neck Face, menemukan mitra yang sempurna untuk pendekatan mereka yang unik terhadap estetika psikobilly yang tak kenal kompromi. Dengan demikian, Wacko Maria terus menjadi merek yang diperhitungkan dalam dunia fashion pria yang penuh tantangan.
WTAPS
WTAPS adalah merek fashion pria yang didirikan oleh Tetsu Nishiyama pada tahun 1996. Tetsu Nishiyama, juga dikenal sebagai TET merupakan murid dari Shin pada awal tahun 90-an ketika ia memulai merek kaos FPAR. Merek tersebut terinspirasi dari estetika punk dan gerakan anarkis. TET memulai merek WTAPS yang mengambil istilah militer untuk dua tembakan pada sasaran yang sama secara cepat dan beruntun.
WTAPS terkenal dengan desain militer otentik, sensibilitas streetwear, dan perspektif kontemporer. Produk-produknya selalu menjadi incaran para fashion enthusiast dan streetwear lovers, serta sama populernya dengan merek Supreme di Jepang. Celana cargo Jungle Stock dan jaket M-65 mereka menjadi salah satu produk yang paling dicari dan esensial dalam setiap pakaian streetwear. Merek ini menciptakan pakaian yang menggabungkan militer dan gaya streetwear dengan perpaduan yang sempurna. Dalam koleksinya, WTAPS sering menggunakan kain denim dan warna yang netral, memberikan kesan maskulin dan sederhana.
Yohji Yamamoto
Yohji Yamamoto adalah salah satu desainer mode Jepang paling terkenal di abad ke-20 selain Rei Kawakubo. Desain-desain Yamamoto adalah perpaduan antara desain tradisional Jepang dengan perspektif kontemporer yang menghasilkan koleksi-koleksi yang berdampak terhadap mode secara umum. Banyak unsur-unsur desain yang telah menjadi umum dalam dunia mode berasal dari ke khas-an Yamamoto, seperti siluet yang panjang, potongan crotch yang menurun, desain asimetris, serta lapisan dan drapery yang menarik. Meski demikian, satu-satunya konstan dalam karya Yamamoto adalah warna hitam, Kenapa warna hitam? Dalam sebuah wawancara Yamamoto menjawab “Black is modest and arrogant at the same time. Black is lazy and easy - but mysterious. But above all black says this: "I don't bother you - don't bother me"
Selain mereknya sendiri, Yamamoto juga bekerja sama dengan adidas Originals dalam lini Y-3 yang sangat sukses, tempat lahirnya Qasa, salah satu desain sneaker mode yang paling diminati. Prestasi yang luar biasa mengingat merek-merek terkemuka seperti Chanel, Louboutin, dan Balenciaga masih berjuang untuk membuat sepatu yang setengah menarik seperti Air Jordan yang sederhana. Inilah pesona Yohji Yamamoto yang menciptakan karya yang tak lekang oleh waktu selama bertahun-tahun.
Porter - Yoshida & Co
Perjalanan Porter Yoshida dimulai pada tahun 1935 ketika pendirinya, Kichizo Yoshida, mendirikan sebuah bengkel kecil pembuatan tas. Perusahaan menghadapi tantangan besar pertamanya selama Perang Dunia II, dengan Yoshida dan para pengrajinnya dipanggil untuk dinas militer. Meskipun menghadapi keterpurukan selama perang, desain-desain bergaya dan inovatif perusahaan ini menjadi sangat populer pada tahun 1950-an, terutama ketika Permaisuri Jepang Emiki Michiko terlihat membawa tas Porter Yoshida. Pada tahun 1960-an, Yoshida Kaban merevolusi industri dengan memperkenalkan nylon sebagai bahan yang menggabungkan daya tahan kulit dengan sifat ringan katun, menghasilkan tas yang tetap modis dan fungsional.
Koleksi ikonik Tanker, terinspirasi oleh jaket bomber Angkatan Udara Amerika Serikat, menjadi unggulan dalam penawaran Porter, sementara koleksi Force melanjutkan inspirasi militer dengan menggunakan nylon berkepadatan tinggi dalam warna-warna yang lebih tenang. Jangkauan Porter melampaui tas, mencakup aksesori praktis seperti Tas Pinggang dan Tas Kerja, semuanya dengan bahan yang tahan lama dan desain fungsional. Produk Porter-Yoshida menggabungkan daya tahan militer dengan gaya yang berpengetahuan, menawarkan beragam pilihan bagi mereka yang mencari aksesori yang tahan lama dan modis.
Baca juga artikel kami tentang brand-brand kontemporer korea, atau artikel lain kami yang masih terkait budaya Jepang